Kamis, 22 Oktober 2015

Menjadi Suri Tauladan, Tidakkah Mau ?

Muda Mulia




    Perkembangan globalisasi telah berkembang pesat dan sudah menelubungi hampir semua kalangan, tidak terkecuali di kalangan remaja. Apabila tidak kita sikapi dengan bijak, maka ia akan perlahan-lahan menghantarkan ke dalam Kiersten pada pengikutnya sehingga dapat menurun kualitas diri yang menjadi tidak bernilai. Di era globalisasi yang ditandai dengan merajalelanya style gengsi ini dapat menimbulkan pengaruh buruk. Umat Islam tidak sepantasnya ikut masuk dalam gaya tersebut. Secara tidak langsung, kita telah terpengaruh dengan modernisasi juga liberalisasi, kita terjun bersama sekumpulan manusia yang tak tentu tujuan, arah yang benar dan juga berbalik dari syariat Islam.

*  Pemuda,siapakah dia?

   Pemuda adalah hamba Allah yang bertugas untuk meneruskan perjuangan generasi sekarang dalam bidang apapun, oleh karenanya pemuda diwajibkan untuk berjuang. Apa yang harus diperjuangkan?. Hal yang paling utama harus mereka perjuangkan adalah untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Mengapa? Karena hal tersebut merupakan landasan dari kehidupan. Selain itu, mereka juga harus berjuang untuk memperoleh ilmu sebanyak dan sedalam dalamnya,
karena dengan ilmu kita dapat mengelola dan mengkreasikan segala potensi dan kelebihan yang diberikan Allah. Bagi pemuda Islam, juga mempunyai tanggungan untuk mengkokohkan Islam agar tetap berdiri tanpa campur tangan budaya non Islam maupun dari perbuatan yang tidak ada landasan hukumnya atau  bid’ah.
     Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pemuda dapat dianggap sebagai replika masyarakat,  karena pemuda, penerus maju tidaknya sebuah negara, perevolusi dunia, kunci dari peradaban masa. Namun sayang, sekarang ini telah banyak pemuda yang telah terbuai oleh pengaruh globalisasi yang tidak benar sehingga kadang perilaku atau pola pikir yang menyerupai generasi jahiliyah masa lampau.
     Masa muda adalah masa keemasan seorang insan. Masa yang sangat sayang apabila terlewatkan tanpa manfaaat atau hasil. Pemuda harus dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin hingga ia dikemudian hari tidak menyesalinya. Waktu tidak akan pernah terulang. Waktu ibarat pedang, apabila tidak dapat mengelola dengan baik maka ia akan dapat mencelakakan diri kita. Pemuda yang beruntung adalah pemuda yang hebat adalah pemuda yang dapat mengelola waktu dan tidak memperturutkan hawa nafsu. Dalam suatu hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Se­sungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum ter­hadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah.” (HR Ahmad, Thabrani dalam al-Mu`jamul Kabir dan lainnya). Apa yang dinamakan shabwah? Kata shabwah yang dikaitkan dengan pemuda pada hadits di atas, adalah pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan (Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (2/263).

       Usia muda biasanya cenderung untuk mengikuti hawa nafsunya, dalam kondisi seperti ini tentunya banyak peluang untuk terjerumus dalam keburukan. Apabila dia tidak dekat dengan Allah, maka ia akan mudah digoda oleh syaithon. Syaithon telah bersumpah kepada Allah bahwa dia akan menyesatkan manusia dari jalan-Nya. Bila manusia tidak dekat denga Allah maka merupakan makanan yang empuk bagi syaithon dan tentunya syaithon tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas terlewatkan  begitu saja.Pemuda adalah pemegang tanggung jawab besar dan penyelesai masalah besar. Khalifah Umar ibn Khatab pernah berkata “Tiap kali kuhadapi masalah-masalah besar, yang kupanggil adalah anak muda” (Umar Bin Khattab RA). Soekarno, sebagai Bapak Proklamator Indonesia juga pernah mengatakan “Berikan aku 10 pemuda maka akan aku hentakan dunia ini”. Hal itu menunjukkan begitu hebatnya peranan pemuda dalam menggerakan dan mengawal berdirinya suatu kedaulatan bangsa.
      Maka dari itu peran pemuda dalam kehidupan itu sangat penting, ia berperan sebagai pemimpin masa depan, penjaga moralitas, tonggak pergerakkan, juga tenaga terampil. Jangan sampai beberapa peran pemuda di atas tidak dapat terealisasikan, hanya karena para pemuda tidak tahu  dan tidak membekali dirinya untuk memegang tanggung jawab. Apa yang harus dilakukan para pemuda? Tunjukan kualitas diri !. Buktikan pada bangsa lain, kalau bangsa kita mempunyai kemampuan, akhlaq yang terpuji.   
 * Aqidah Islam itu Penting

      Aqidah Islam mempunyai arti, dasar-dasar pokok kepercayaan seorang muslim yang berdasarkan sumber ajaran Islam. Aqidah Islam juga memiliki arti lain, yaitu suatu ikatan tali batin yang berupa janji orang yang beriman kepada Allah ta’ala untuk menaati semua perintah dan menjauhi laranganNya. Islam mengajarkan kepada umatnya agar beraqidah yang sepenuh hati tanpa keraguan setitik pun. Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadaNya dan yang menjadi kepercayaan yangg bersih dari kebimbangan dan keraguan.
       Berdasarkan dua pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegang oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat. Bila aqidah seseorang itu baik tentunya ibadahnya juga ikut baik, dan apabila aqidah seseorang buruk maka ibadahnya masih sangat diragukan. Oleh karena aqidah yang baik wajib dimiliki oleh pemuda.
     Aqidah itu pondasi dari hidup seorang mukmin, semakin kuat pondasi diri seorang mukmin maka makin tinggi pula kualitas mukmin tersebut dan ia akan memiliki level yang tinggi sehingga dapat memperkuat diri  dalam membentengi iman. Kalau tidak kita bentengi dengan kuat aqidah dapat mengalami kerusakan. Berikut hal-hal yang dapat merusak aqidah seorang muslim : 
 Mengucapkan “Happy birthday” atau merayakannya. Mungkin ada yang berpendapat “mengucapkannya saja kan tidak apa-apa”. Yang dipermasalahkan di sini bukan ucapan selamatnya semata dan bukan pula isi dari pestanya, akan tetapi asal perayaan ulang tahun ini adalah dari hari raya orang-orang kafir, sementara seorang muslim dilarang untuk meniru orang kafir. Apakah tidak lebih baik bila saat ulang tahun kita gunakan untuk  bermuhasabah.

  •    Mengimani agama selain Islam dengan cara merayakan hari raya selain hari raya Islam misalnya turut memberi selamat pada hari Natal seperti,  “Happy Cristmas”, “selamat natal  “. Kenapa bisa merusak aqidah ?  karena, bercampur aqidah dan ibadah dengan agama lain hukumnya haram, memang kita diwajibkan menghormati Nasrani tetapi memberi ucapan selamat memiliki arti ridha, yakni mengakui agama mereka, jelas ini sangat merusak aqidah. Dalam Al-qur’an dijelaskan pada (QS:Al-kafirun : 1-6)
  •  Ikut serta merayakannya, seperti hari valentine, hari tahun baru masehi dan hari lainnya yang menyangkut perayaan agama non muslim, seperti yang diterangkan oleh suatu hadits “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari mereka”. (HR. Abu Daud no. 4031 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah (1/676) dan Al-Irwa` no. 2384)
  •  Meniru budaya barat, misal berhijab dengan berbagai model, berhijab memang wajib tapi tidak menampakan bentuk tubuh juga wajib, sebenarnya niat berhijab atau hanya ingin terlihat tidak kampungan ? fashionable ? Perbaikilah niat untuk berhijab, maka berhijablah dengan apa yang disyariatkan islam. Tidak akan rugi seorang yang ikhlas karena Allah Ta’ala.
  •   Mempercayai ramalan atau zodiac, ini juga termasuk hal yang merusak aqidah, sebab percaya kepada selain Allah masuk perbuatan syirik.


    Itu hanya sebagian dari hal-hal yang harus kita hindari dan berusaha untuk menjauhinya. Dengan kita mencari tahu dan belajar untuk memahami aqidah yang benar, insyaallah kita akan terhindar dan dapat ilmu yang lebih, sehingga dapat kita amalkan pada diri sendiri maupun orang lain. Dengan teguh pendirian dan menjaga diri kita dari hal-hal tersebut sehingga tidak akan membuat kita menjadi terpengaruh dari dunia luar yang fana.
* Globalisasi ?

      Apa Globalisasi itu ? Globalisasi berasal dari kata global yang berarti universal atau umum. Globalisasi ialah suatu perkembangan dari beberapa aspek, mulai dari ekonomi, komunikasi, pendidikan bahkan sampai style atau gaya, berpengaruh juga terhadap budaya dan agama.
Globalisasi bisa mendatangkan kesan positif maupun yang negatif,  tergantung bagaimana sebuah negara mengasimilasikan hal tersebut, berikut paparan kesan dari globalisasi 
    
      *  Kesan positif
  •  Meningkatkan kuantitas kerja yang tinggi, bekerja keras, rasional, mandiri               dan lain sebagainya.
  •   Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan lebih efektif dan praktis.
  •   Tingkat kehidupan lebih tinggi.
  •  Meluaskan produk dalam negeri.
  •   Mudah dalam memperoleh informasi.
  •   Meningkatnya devisa negara

      *   Kesan negatif
           Budaya barat berkembang pesat di Indonesia, baik melalui internet, media sosial, televisi dan media cetak yang menjadi cerminan masyarakat
  Telah lunturnya semangat bergotong royong, kepedulian, dan solidaritas
     Maraknya penyeludupan barang ilegal ke Indonesia
      Tercemarnya polusi limbah indrustri
Kerusakan lingkungan yang tidak terkendali.
                Mengedepankan individualisme
             Mudah terpengaruh dengan hal yang menarik walaupun itu menimbulkan madharat.
Menyikapi globalisasi kita harus pandai dalam memilah yang bermanfaat dan menghasilkan hasil positif, tidak menyimpang dari syariat Islam. Di dalam ayat Alquran dijelaskan , “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S Ali Imran 104).

*  Bagaimana peran seorang pemuda?


   Peran sosok pemuda dalam menyikapi permasalahan globalisasi adalah:
1)      Membentengi diri dan banyak mempelajari referensi ilmu agama Islam, yang bersifat mengatur kehidupan manusia, sadar diri bahwa manusia memiliki kewajiban patuh dan taat dengan aturan yang ditetapkan Allah Ta’ala melalui Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
2)      Memiliki komitmen, konsistensi, berfikir kreatif dan inovatif, karena hanya dengan hal tersebut akan menjadi pemuda yang tenang dan tidak terombang-ambing oleh era globalisasi yang bisa menghancurkan bangsa.

Demikian, marilah kita bersama-sama memperbaiki diri untuk menjadi kebanggaan bangsa, menjadi Suri Tauladan untuk generasi selanjutnya. Bilamana suatu kaum, para pemudanya baik aqidah dan akhlaqnya maka kaum tersebut sudah tentu baik segalanya. Wahai pemuda-pemuda muslim, Menjadi Suri Tauladan, Tidakkah mau? Tidakkah ingin menjadi pemuda penyelamat dari kerusakan  aqidah?


 

Peran Pemuda dalam mempertahankan Aqidah Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang